Pages

Jumat, 15 Mei 2015

TUGAS KELOMPOK
MATA KULIAH   SEMANTIK

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS  KEGURUAN  DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR        ...........................................................................      !
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
A.     Latar Belakang....................................................................................     
B.     Rumusan Masalah...............................................................................     
C.     Tujuan.................................................................................................     
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................     
A.     Pengertian Semantik...........................................................................
B.     Jenis Semantik....................................................................................
C.     Mamfaat Semantik..............................................................................
D.     Hubungan semantik dengan ilmu lain.................................................
BAB III PENUTUP........................................................................................
A.     Simpulan..............................................................................................
B.     Saran....................................................................................................
Daftar Pustaka......................................................................................

















Kata Pengantar

Tiada kata yang dapat kami sampaikan kecuali rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa hingga saat ini kami diberikan kesempatan untuk dapat menulis sebuah karya tulis, hanya karena rahmat yang diberikan-Nya kami dapat merangkai karya tulis ini hingga selesai. Apapun yang kami sajikan semoga selalu bermamfaat bagi para pembacanya.
Pada tulisan ini, kami dapat sampaikan kedudukan semantik dalam cabang-cabang linguistik sebagai bidang yang berkosentrasi dalam diskripsi makna. Sebuah kalimat tidak dapat diterima dalam bahasa sehari-hari apabila tidak mempunyai makna yang sesuai. Oleh karena itu makalah ini kami beri judul “Semantik”.
Kami sangat menyadari, karya tulis ini masih banyak kekurangan baik isi maupun teknik penulisan, oleh sebab itu, kritik, saran dan pendapat dari pembaca sangat kami harapkan.
Pontianak, 17 Februari 2014

Penulis


 












BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Bahasa merupakan sistem komunikasi yang amat penting bagi manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti atau makna pada setiap perkataan yang diucapkan. Sebagai suatu unsur yang dinamik, bahasa sentiasa dianalisis dan dikaji dengan menggunakan perbagai pendekatan untuk mengkajinya. Antara lain pendekatan yang dapat digunakan untuk mengkaji bahasa ialah pendekatan makna. Semantik merupakan salah satu bidang linguistik yang mempelajari tentang makna.
Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema yang artinya tanda atau lambang (sign). “Semantik” pertama kali digunakan oleh seorang filolog Perancis bernama Michel Breal pada tahun 1883. Kata semantik kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari tentang tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika, dan semantik (Chaer, 1994: 2).
Bidang studi liguistik yang objek penelitiannya makna bahasa merupkan satu tataran linguistik. Semantik dengan objeknya yaitu makna, berada di seluruh atau disemua tataran yang bangu-membangun ini : makna berada didalam tataran fonologi, morfologi dan sintaksis. Semantik bukan satu tataran dalam arti unsur pembangun satuan lain yang lebih besar, melainkan unsur yang berada pada semua tataran itu, meski sifat kehadiranyapada tiap tataran itu tidak sama.
Bahasa merupakan media komunikasi yang paling efektif yang dipergunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan individu lainnya. Bahasa yang digunakan dalam berinteraksi pada keseharian kita sangat bervariasi bentuknya, baik dilihat dari fungsi maupun bentuknya. Tataran penggunaan bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat dalam berinteraksi tentunya tidak lepas dari penggunaan kata atau kalimat yang bermuara pada makna, yang merupakan ruang lingkup dari semantik.
B.     Rumusan Masalah
1)      Apa yang dimaksud dengan semantik ?
2)      Apa saja yang termasuk kedalam jenis semantik ?
3)      Apa manfaat semantik ?
4)      Bagaimana hubungan semantik dengan ilmu lain ?

C.     Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1)      Mengetahui pengertian semantik
2)      Mengetaui apa saja jenis semantik
3)      Mengetahui manfaat semantik
4)      Mengetahui hubungan semantik dengan ilmu lain
























BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengetian Semantik
Semantik (dari Bahasa Yunani: semantikos, memberikan tanda, penting, dari kata sema, tanda) adalah cabang linguistik yang mempelajari arti/makna yang terkandung pada suatu bahasa,kode, atau jenis representasi lain. Dengan kata lain, Semantik adalah pembelajaran tentang makna. Semantik biasanya dikaitkan dengan dua aspek lain: sintaksis, pembentukan simbol kompleks dari simbol yang lebih sederhana, serta pragmatika, penggunaan praktis simbol oleh komunitas pada konteks tertentu.
Menurut teori yang dikembangkan dari pandangan Ferdinand de Saussure, makna adalah ’pengertian’ atau ’konsep’ yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda-linguistik. Menurut de Saussure, setiap tanda linguistik terdiri dari dua unsur, yaitu (1) yang diartikan (Perancis: signifie, Inggris: signified) dan (2) yang mengartikan (Perancis: signifiant, Inggris: signifier). Yang diartikan (signifiesignified) sebenarnya tidak lain dari pada konsep atau makna dari sesuatu tanda-bunyi. Sedangkan yang mengartikan (signifiant atau signifier) adalah bunyi-bunyi yang terbentuk dari fonem-fonem bahasa yang bersangkutan. Dengan kata lain, setiap tanda-linguistik terdiri dari unsur bunyi dan unsur makna. Kedua unsur ini adalah unsur dalam-bahasa (intralingual) yang biasanya merujuk atau mengacu kepada sesuatu referen yang merupakan unsur luar-bahasa (ekstralingual).
Sebuah kata, misalnya buku, terdiri atas unsur lambang bumyi yaitu [b-u-k-u] dan konsep atau citra mental benda-benda (objek) yang dinamakan buku. Menurut Ogden dan Richards (1923), dalam karya klasik tentang “teori semantik segi tiga” , kaitan antara lambang, citra mental atau konsep, dan referen atau objek dapat dijelaskan dengan gambar dan uraian sebagai berikut.
Petanda (sebuah perabotan yang digunakn untuk duduk)
Penanda (k-u-r-s-i-)                referen
Makna kata kursi adalah konsep kursi yang tersimpan dalam otak kita dan dilambangkan dengan kata k-u-r-s-i dan memiliki makna sebuah perabotan yang di gunakan untuk duduk. Gambar di atas menunjukkan bahwa di antara lambang bahasa dan konsep terdapat hubungan langsung, sedangkan lambang bahasa dengan referen atau objeknya tidak berhubungan langsung (digambarkan dengan garis putus-putus) karena harus melalui konsep. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semantik mengkaji makna tanda bahasa, yaitu kaitan antara konsep dan tanda bahasa yang melambangkannya.
Dalam analisis semantik juga harus disadari, karena bahasa itu bersifat unik, dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan masalah budaya maka, analisis suatu bahasa hanya berlaku untuk bahasa itu saja, tetapi tidak dapat digunakan untuk menganalisis bahasa lain. Umpamanya, kata ikan dalam bahasa Indonesia merujuk pada jenis binatang yang hidup dalam air dan biasa dimakan sebagai lauk; dan dalam bahasa Inggris separan dengan fish. Tetapi kata iwak dalam bahasa Jawa bukan hanya berarti ‘ikan’ atau ‘fish’, melainkan juga berarti daging yang digunakan sebagai lauk.
Di dalam penggunaannya dalam penuturan yang nyata makna kata atau leksem seringkali, dan mungkin juga biasanya, terlepas dari pengertian atau konsep dasarnya dan juga dari acuannya. Contohya : Dasar buaya ibunya sendiri ditipunya. Oeh karena itu, banyak pakar mengatakan bahwa kita baru dapat menentukan makna sebuah kata apabila kata itu sudah berada dalam konteks kalimatnya.
Satu hal lagi yang harus diingat mengenai makna ini, karena bahasa itu bersifat arbiter, maka hubungan antara kata dan maknanya juga bersifat arbiter. Arbiter adalah tidak adanya hubungan wajib antar lambang bahasa (yang diwujudkan bunyi) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. Contohnya [kuda] dengan yang dilambangkannya yaiti “ sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai “. Kita tidak dapat menjelaskan mengapa binatang tersebut dilambangkan dengan bunyi [kuda]. Mengapa, misalnya bukan [aduk] atau [akud] atau lambang yang lainnya.
B.     Jenis Semantik
Telah dijelaskan bahwa semantik adalah disiplin linguistik yang mengkaji sistem makna. Jadi, objeknya makna. Makna yang dikaji dalam semantik dapt dikaji dari banyak segi, terutama teori atau aliran yang berbeda dalam linguistik. Teori yang mendasari dan dalam lingkunagn mana semantik dibahas membawa kita kepengenalan tentang jenis-jenis semantik. Jenis-jenis semantik itu dapat dideskripsikan berikut ini.
1)      Semantik Behavioris
Para penganut aliran behavioris memiliki sikap umum: (1) penganut pandangan behavioris tidak terlalu yakin dengan istilah-istilah yang bersifat mentalistik berupa mind, concept, dan idea: (2) tidak ada perbedaan esensial antara tingkah laku manusia dan hewan: (3) mementingkan faktor belajar dan kurang yakin terhadap faktor-faktor bawaan: dan (4) mekanismenya atau determinasinya.
Berdasarkan sketsa itu makna berada dalam rentangan antara stimulus dan respon, antara rangsangan dan jawaban. Makna ditentukan oleh situasi yang berarti ditentukan oleh lingkungan. Karena itu, makna hanya dapat dipahami jika ada data yang dapat diamati yang berada dalam lingkungan pengalaman manusia. Contoh: seorang ibu yang menyuapkan makanan pada sibayi.
2)      Semantik Deskriptif
Semantik deskriptif yaitu kajian semantik yang khusus memperlihatkan makna yang sekarang berlaku. Makna kata ketika kata itu untuk pertama kali muncul. Tidak diperhatikan. Misalnya dalam bahasa Indonesia ada kata juara yaitu orang yang mendapat peringkat teratas dalam pertandingan tanpa memperhatikan makna sebelumnya yaitu pengatur atau pelerai dalam persabungan ayam. Jadi, Semantik deskriptif hanya memperhatikan makna sekarang.
3)      Semantik Generatif
Konsep-konsep yang terkenal dalam aliran ini adalah: (1) kompetensi (competence), yaitu kemampuan atau pengetahuan bahasa yang dipahami itu dalam komunikasi: (3) struktur luar, yaitu unsur bahasa berupa kata atau kalimat yang seperti terdengar: dan (4) struktur dalam, yaitu makna yang berada dalam struktur luar. Aliran ini menjadi terkenal dengan munculnya buku Chomsky tahun 1957 yang kemudian diperbarui.
Teori semantik generatif muncul tahun 1968 karena ketidak puasan linguis terhadap pendapat Chomsky. Menurut pendapat mereka struktur semantik dan struktur sintaksis bersifat homogen. Struktur dalam tidak sama dengan struktur semantik. Untuk menghubungkannya digambarkan dengan satu kaidah, yaitu transformasi. Teori ini tiba pada kesimpulan bahwa tata bahasa terdiri dari struktur dalam yang berisi tidak lain dari struktur semantik dan struktur luar yang merupakan perwujudan ujaran kedua struktur ini dihubungkan dengan suatu proses yang disebut transformasi.
4)      Semantik Gramatikal
Semantik gramatikal adalah studi simentik yang khususnya mengkaji makna yang terdapat dalam satuan kalimat. Verhaar mengatakan Semantik gramatikal jauh lebih sulit dianalisis. Untuk menganalisis kalimat masih duduk, kakak sudah tidur tidak hanya ditafsirkan dari kata-kata yang menyusunnya. Orang harus menafsirkan keseluruhan isi kalimat itu serta sesuatu yang ada dibalik kalimat itu. Sebuah kata akan bergeser maknanya apabila diletakkan atau digabungkan dengan kata lain.
5)      Semantik Leksikal
Semantik leksikal adalah kajian simentik yang lebih memuaskan pada pembahasan sistem makna yang terdapat dalam kata. Semantik leksikal tidak terlalu sulit. Sebuah kamus merupakan contoh yang tepat untuk Semantik leksikal: makna setiap kata diuraikan disitu. Jadi, Semantik leksikal memperhatikan makna yang terdapat didalam kalimat kata sebagai satuan mandiri.
6)      Semantik Historis
Semantik historis adalah studi semantik yang mengkaji sistem makna dalam rangkaian waktu. Studi semantik historis ini menekankan studi makna dalam rentangan waktu, bukan perubahan bentuk kata. Perubahan bentuk kata lebih banyak dikaji dalam linguistik historis. Asal-usul kata menjadi bagian studi etimilogi. Semantik ini membandingkan kata-kata berdasarkan periode atau antara kata pada masa tertentu dengan kata pada bahasa yang lain. Misalnya dalam BI terdapat kata padi dan dalam bahasa jawa terdapat kata pari. Fonem/ d/ dan/ r/ berkorespondensi.
7)      Semantik Logika
Sematik logika adalah cabang logika modern yang berkaitan dengan konsep-konsep dan notasi simbolik dalam analisis bahasa semantik logika mengkaji sistem makna yang dilihat dari logika seperti yang berlaku dalam matematika yang mangacu kepada kata pengkajian makna atau penafsiran ajaran, terutama yang dibentuk dalam sistem logika yang oleh Carnap disebut semantik.
Dalam semantik logika dibahas makna proporsi yang dibedakan dengan kalimat, sebab kalimat yang berbeda dalam bahasa yang sama dapat aja diujarkan dalam proporsi yang sama. Sebaliknya, sebuah kalimat dapat diujarkan dalam dua atau lebih proporsi. Proporsi boleh benar boleh salah, dan lambang disebut sebagai variabel proporsional dalam semantik logika.
8)      Semantik Struktural
Semantik struktural bermula dari pandangan linguis struktural yang dipelopori oleh Saussure. Penganut strukturalisme berpendapat bahwa setiap bahasa adalah sebuah sistem, sebuah hubungan struktur yang unik yang terdiri dari satuan-satuan yang disebut struktur. Struktur itu terjelma dalam unsur berupa fonem, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana yang membaginya menjadi kajian fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana.
C.     Manfaat Semantik dalam Pembelajaran Bahasa
Semantik adalah studi tentang makna. Ini adalah subjek yang luas dalam studi umum bahasa. Pemahaman semantik sangat penting untuk mempelajari bahasa akuisisi (bagaimana pengguna bahasa memperoleh makna, sebagai pembicara dan penulis, pendengar dan pembaca) dan perubahan bahasa (bagaimana mengubah makna dari waktu ke waktu). Sangat penting untuk memahami bahasa dalam kontekssosial, karena ini cenderung mempengaruhi arti, dan untuk memahami jenis bahasa Inggris dan efek gaya.
 Oleh karena itu, salah satu konsep yang paling mendasar dalam linguistik. Kajian semantik meliputi studi tentang bagaimana makna dibangun, diinterpretasikan, diklarifikasi, tertutup, ilustrasi, disederhanakan, dinegosiasikan, bertentangan dan mengulangi. Makna bahasa, khususnya makna kata, terpengaruh oleh berbagai konteks.Makna kata dapat dibangun dalam kaitannya dengan benda atau objek di luar bahasa. Dalam konsepsi ini,  kata berperan sebagai label atau pemberi nama pada benda- benda atau objek-objek yang berada di alam semesta.
Makna kata juga dapat dibentuk oleh konsepsi atau pembentukan konsepsi yang terjadi dalam pikiran pengguna bahasa. Proses pembentukannya berkait dengan pengetahuan atau persepsi penggunaan bahasa tersebut terhadap fenomena, benda atau peristiwa yang terjadi diluar bahasa. Dalam konteks ini, misalnya penggunaan bahasa akan tidak sama dalam menafsirkan makna kata demokrasi karena persepsi dan konsepsi mereka berbeda terhadap kata itu. Selain kedua konsepsi itu, makna kata juga dapat dibentuk oleh kaitan antara stimulus, kata dengan respons yang terjadi dalam suatu peristiwa ujaran. Beranjak dari ketiga konsepsi ini maka kajian semantik pada dasarnya sangat bergantung pada dua kecenderungan. Pertama, makna bahasa dipengaruhi oleh konteks di luar bahasa, benda, objek dan peristiwa yang ada di alam semesta. Kedua, kajian makna bahasa ditentukan oleh konteks bahasa, yakni oleh aturan kebahasaan suatu bahasa. Uraian di atas menunjukkan bahwa beberapa konsep dasar dalam semantik  penting untuk dipahami. Contoh, pengertian  sense berbeda dari pengertian reference.
Pertama, merujuk kepada hubungan antar kata dalam suatu sistem bahasa dilihat dari kaitan maknanya. Sedangkan yang kedua merujuk kepada hubungan antara kata dengan benda, objek atau peristiwa di luar bahasa dalam pembentukan makna kata. Begitu pula dengan pengertian tentang kalimat, ujaran dan proposisi perlu dipahami dalam kajian antik. Dalam keseharian, kerap tidak kita bedakan ataukalimat dengan ujaran. Kalimat sebagaimana kita pahami satuan tata bahasa yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat. Sedangkan ujaran dapat terdiridari satu kata, frase atau kalimat yang diujarkan oleh seorang penutur yang ditandai oleh adanya unsur fonologis, yakni kesenyapan. dalam semantik kedua konsep inimem perlihatkan sosok kajian makna yang berbeda. Makna ujaran, misalnya lebih banyak dibahas dalam semantik tindak tutur. Peran konteks pembicaraan dalam mengungkapkan makna ujaran sangat penting. Sementara kajian makna kalimat lazimnya lebih memusatkan pada konteks tata bahasa dan unsur lain yang dapat dicakup dalam tata bahasa dalam bahasa Inggris, misalnya unsur waktu dapat digramatikakan yang terwujud dalam perbedaan bentuk kata kerja.
Beberapa daerah yang penting dari teori semantik atau ajaran yang dipelajari sematik diantaranya yaitu:
1)      Simbol dan rujukan
2)      Konsepsi makna
3)      Kata-kata dan lexemes
4)      Denotasi, konotasi, implikasi
5)      Pragmatik 
6)      Ambiguitas
7)      Metaphor, simile dan symbol
8)      Semantic bidang
9)      Sinonim, antonim dan hyponym
10)  Collocation, ekspresi tetap dan idiom
11)  Semantic perubahan dan etimologi* Polisemi
12)  Homonimi, homofon dan homographs
13)  Leksikologi dan leksikografi
14)  Thesauruses, perpustakaan dan Web portal
15)  Epistemologi
Jadi dengan memahami dan menguasai semantik, akan mempermudah dan memperlancar dalam pembelajaran bahasa berikutnya misalkan dalam mempelajari pragmatik, karena pada dasarnya kedua bidang bahasa ini saling berhubungan dan menunjang satu sama lain. Bagi pelajar sastra, pengetahuan semantik akan banyak memberi bekal teoritis untuk menganalisis bahasa yang sedang dipelajari. Sedangkan bagi pengajar sastra, pengetahuan semantik akan memberi manfaat teoritis, maupun praktis. Secara teoritis, teori-teori semantik akan membantu dalam memahami dengan lebih baik bahasa yang akan diajarkannya. Dan manfaat praktisnya adalah kemudahan untuk mengajarkannya.
D.     Hubungan Semantik dengan Ilmu Lain
1.      Hubungan semantik dengan fonologi
Fonologi membahas tentang bunyi. Jadi hubungan semantik dengan fonologi yaitu dimana membahas tentang perbedaan bentuk maka berbeda pula maknanya.

2.      Hubungan semantik dengan morfologi
Morfologi yaitu cabang ilmu bahasa yang membahas tentang kata.
Contohnya: 1. Exis Eksis,
                    2. EXSIS     EKSIS.
Dari contoh no 2 secara bahasa itu salah, tetapi secara sastranya itu benar. Perbedaan bahasa dengan sastra yaitu, bahasa berdasarkan proses sedangkan sastra berdasarkan historis atau sejarah. Jadi, hubungan semantik dengan morfologi yaitu dimana kata tersebut mempunyai makna tersendiri.
3.      Hubungan semantik dengan sintaksis
Sintaksis yaitu ilmu bahasa yang membahas tentang susunan kata dan kalimat. Contohnya:
a.       Anjing makan tulang
b.      Tulang makan Anjing
Berdasarkan contoh diatas secara sintaksis benar, tetapi secara semantik memiliki makna yang berbeda. Jadi hubungan semantik dengan sintaksis yaitu, apabila susunan kata dan kalimatnya berbeda maka maknanyapun juga berbeda.
4.  Hubungan semantik dengan pragmatik
Pragmatik yaitu kata yang tidak sebenarnya tetapi mengandung arti. Pragmatik lebih menuju ke ujaran seseorang. Prinsip pragmatik yaitu bahasa tidak ada yang salah, tetapi kita mencari kesalahan yang berbahasa atau pengguna bahasa tersebut. Tujuan pragmatik adalah supaya lawan bicara kita tidak tersinggung dengan ucapan sang penutur.
5.  Hubungan semantik dengan sosiolinguistik
Hubungannya adalah bahasa yang dipengaruhi berdasarkan lingkungan sekitarnya.



6.  Hubungan semantik dengan Psikolinguistik
Hubungannya adalah fisik seseorang mempengaruhi bahasa, jadi apa bila seseorang tersebut fisik atau kejiwaan seorang penutur tidak baik, maka bahasanya pun tidak baik sehingga apa yang akan diucapkan pun tidak tersampaikan maknanya.
7.  Hubungan semantik dengan retorika
Hubungannya yaitu berbicara dan tidak berbicara termasuk berbahasa
8.  Hubungan semantik dengan wacana
Hubungannya yaitu apabila di dalam teks wacana ada satu teks yang hilang maka makna teks tersebut maknanya akan berbeda.
9.  Hubungan semantik dengan stilistika
Secara konsep stilistika seperti bola, dari awal kembali ke awal. Maksudnya yaitu tidak boleh membenarkan dan tidak boleh menyalahkan. Kita harus mengkajinya terlebih dahulu secara sastra yang berdasarkan pandangan linguistik supaya tidak terjadi penyimpangan makna.
Makna stilistik juga berhubungan dengan pemakaian bahasa yang menimbulkan efek terutama kepada pembaca. Makna stilistik lebih dirasakan di dalam sebuah karya sastra. Sebuah karya sastra akan mendapat tempat tersendiri bagi kita karena kata yang digunakan mengandung makna stalistika. Makna stalistika lebih banyak ditampilkan melalui gaya bahasa. 
Berdasarkan penjelasan di atas, kami dapat mengambil kesimpulan bahwa hubungan semantik dengan ilmu lainnya itu berkaitan dengan makna yang ingin disampaikan kepada seorang pengguna bahasa.


BAB III
PENUTUP

A.     Simpulan
1)      Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti atau makna pada setiap perkataan yang diucapkan. Semantik merupakan salah satu cabang ilmu yang dipelajari dalam studi linguistik. Dalam semantik kita mengenal yang disebut klasifikasi makna, relasi makna, erubahan makna, analisis makna, dan makna pemakaian bahasa. Semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan makna yaitu makna kata dan makna kalimat.
2)      Jenis semantik dibagi menjadi 8 yaitu sebagai berikut :
a.       Semantik Behavioris
b.      Semantik Deskriptif
c.       Semantik Generatif
d.      Semantik Gramatikal
e.       Semantik Leksikal
f.       Semantik Historis
g.      Semantik Logika
h.      Semantik Struktural
3)      Dalam kita memahami dan menguasai semantik, akan mempermudah dan memperlancarkan kita dalam pembelajaran bahasa. Misalnya dalam mempelajari pragmatik, karena pada dasarnya kedua bidang bahasa ini saling berhubungan dan menunjang satu sama lain. Bagi pelajar sastra, pengetahuan semantik akan banyak memberi bekal teoritis untuk menganalisis bahasa yang sedang dipelajari. Sedangkan bagi pengajar sastra, pengetahuan semantik akan member manfaat teoritis, maupun praktis. Secara teoritis, teori-teori semantik akan membantu dalam memahami dengan lebih baik bahasa yang akan diajarkannya. Dan manfaat praktisnya adalah kemudahan untuk mengajarkannya.
4)      Hubungan semantik dengan ilmu lain dibagi menjadi beberapa sebagai berikut :
a)      Hubungan semantik dengan fonologi
b)      Hubungan semantik dengan morfologi
c)      Hubungan semantik dengan sintaksis
d)      Hubungan semantik dengan pragmatik
e)      Hubungan semantik dengan sosiolinguistik
f)       Hubungan semantik dengan Psikolinguistik
g)      Hubungan semantik dengan retorika
h)      Hubungan semantik dengan wacana
i)        Hubungan semantik dengan stilistika

B.     Saran
 Sebagaimana kita ketahui bahwa ilmu tentang semantik sangatlah kita perlukan dalam kehidupan sehari- hari. Maka dari itu saya sarankan kepada para pembaca semua agar terus mempelajari semantik. Karena semantik mempunyai banyak manfaat, khususnya dalam kegiatan pembelajaran





DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.
            http://susandi.wordpress.com/seputar-bahasa/semantik/  diunduh Minggu, 16 Februari 2014