Pages

Kamis, 14 Mei 2015

Makalah Menyimak


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial. Artinya manusia tidak dapat hidup sendiri, akan selalu membutuhkan orang lain. Kodratnya  manusia itu hidup bersama, bukan individu. Karena itu di dalam kehidupannya, manusia selalu berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi itu tentunya pada umumnya melibatkan kegiatan berbicara dan  mendengarkan. Namun masih seringkali terjadi miskomunikasi dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Hal ini dikarenakan dalam prosesnya hanya sekadar berbicara dan mendengar saja, mereka melupakan menyimak. Memang menyimak itu mendengarkan, tetapi menyimak bukan sekadar mendengarkan, melainkan memahami dan menggapi apa yang dikatakan dan disampaikan oleh pembicara.
Oleh karena itu, menyimak mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses berinterkasi dan berkomunikasi di dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu juga lah mengapa pembelajaran keterampilan berbahasa diajarkan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama menyimak, yang memiliki persentase paling banyak dalam berinteraksi dan berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan menyimak?
2. Bagaimana tahap-tahap menyimak?
3. Jelaskan jenis-jenis ataupun ragam menyimak?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu menyimak.
2. Untuk mengetahui tahap-tahap dalam menyimak
3. Untuk mengetahui ragam menyimak
BAB II
MENYIMAK

1.      Pengertian Menyimak
Menyimak sebagai proses besar mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan (Anderson, 1972 : 68)
Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russel & Russell, 1959 ; Anderson, 1972 : 69)
Menyimak dan membaca berhubungan erat karena keduanya merupakan sarana untuk merima informasi dalam kegiatan komunikasi ; perbedaannya terletak dalam jenis komunikasi : menyimak berhubungan dengan komunikasi lisan, sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulis. Dalam hal tujuan, keduanya mengandung persamaan yaitu memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, dan memahami makna komunikasi (Tarigan, 1986 : 9-10)
Dari uraian diatas Tarigan menyimpulkan :
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Menyimak dapat juga diklasifikasikan sebagai sebuah seni bergaul atau keterampilan berinteraksi sosial (social art) (Feseden et al., 1968).
Menyimak merupakan sebuah keterampilan yang kompleks yang memerlukan ketajaman perhatian, konsentrasi, sikap mental yang aktif dan kecerdasan dalam mengasimilasi serta menerapkan setiap gagasan (Herry Hermawan, 2012 : 30)
Menurut kelompok kami kelompok 1, menyimak adalah proses mendengarkan dengan perhatian dan konsentrasi, mencerna dengan sungguh-sungguh sehingga dapat memahami isi yang berupa pesan, informasi, atau hal-hal yang disampaikan pembicara serta dapat menanggapinya.
Peranan menyimak dalam proses komunikasi bukan saja karena memiliki berbagai manfaat, tetapi juga karena mendominasi dalam aktivitas komunikasi. Berdasarkan penelitian, 50 % aktivitas komunikasi adalah menyimak. Adler (1986), mencatat bahwa 53 % aktivitas komunikasi didominasi oleh menyimak.
Menurut Laderman (2002), orang dewasa meluangkan waktunya sekira 42 % untuk melakukan akativitas menyimak, sedangkan anak-anak sekira 58 % .
Menurut De Vito, orang dewasa meluangkan waktunya sekira 45 % untuk menyimak.

2.      Tahap-Tahap Menyimak
Dalam komunikasi, menyimak teridiri dari berbagai elemen seperti penerimaan, pemahaman, pengingatan, pengevaluasian dan penanggapan (Adler et al., 1986 ; Lesikar et al., 1999 ; Myers & Myers, 1975 ; DeVito, 2001).
1.            Penerimaan
Menyimak dimulai dengan penerimaan pesan yang dikirim pembicara baik yang bersifat verbal maupun non verbal. Tentu saja dalam memaknai pesan-pesan verbal ini perlu juga diperhatikan, atau akan disesuaikan dengan, hal-hal yang sifatnya non verbal seperti gesture, ekspresi wajah dan nada atau tekanan suara.
2.            Pemahaman
Pemahaman disusun dari dua elemen pokok, pembelajaran dan pemberian makna.
3.            Pengingatan
Kemampuan untuk mengingat informasi berkaitan dengan seberapa banyak informasi yang ada dalam benak dan apakah informasi bisa diulang atau tidak.
4.            Pengevaluasian
Pengevaluasian terdiri dari penilaian dan pengkritisan pesan.
5.            Penanggapan
Penanggapan terjadi dalam fase (1) tanggapan yang kita buat sementara pembicara berbicara, berupa  dukungan, dan (2) tanggapan yang kita buat setelah pembicara berhenti berbicara, berupa  ketelitian, pertanyaan, pengklarifikasian, tantangaan dan persetujuan.

Menurut Ruth G. Strickland menyimpulkan ada Sembilan tahap menyimak, yaitu: 
1.      Menyimak berkala.
Menyimak ini dialami saat yang dibicarakan oleh pembicara mengenai diri si penyimak.
2.      Menyimak dengan perhatian dangkal.
Menyimak seperti ini terjadi karena adanya gangguan-gangguan atau selingan.
3.      Setengah menyimak.
Menyimak ini terjadi dikarenakan adanya hal di dalam hati yang ingin disampaikan atau diutarakan si penyimak.
4.      Menyimak serapan.
Menyimak jenis ini terjadi dikarenakan si penyimak menyerap hal-hal yang tidak penting.
5.      Menyimak sekali-sekali.
Dalam jenis menyimak ini, si penyimak hanyaa menyimak jika kalimat atau kata-kata yang disampaikan si pembicara menarik menurutnya.
6.      Menyimak asosiatif.
Dalam menyimak ini, penyimak hanya mengingat hal-hal atau pengalaman pribadinya sehingga dia tidak memberikan respon terhadap pembicara.
7.      Menyimak dengan reaksi berkala.
Disini, penyimak memberikan komentar ataupun bertanya kepada pembicara.
8.      Menyimak secara saksama.
Penyimak benar-benar mengikuti pembicaraan pembicara dengan sungguh-sungguh.

9.      Menyimak secara aktif.
Ini lah menyimak yang benar-benar baik, karena mengetahui atau mendapatkan gagasan atau hal-hal yang disampaikan pembicara.

Sedangkan Hunt mengemukakan ada tujuh tahapan dalam menyimak, yaitu :
1.      Isolasi (pemisahana/memisahkan)
Pada tahap ini penyimak harus bisa memisahkan bunyi-bunyi, fakta-fakta atau ide-ide yang dikatakan pembicara. Yang mana hal-hal atau sesuatu yang baik dan benar.

2.      Identifikasi (menentukan atau menetapkan)
Dalam tahapan menyimak ini. Penyimak mencatat apa yang sedang dibicarakan tentang hal-hal yang dianggap penting dan bermanfaat baginya. Apalagi rangsangan atau gambaran tertentu sudah kita ketahui maka suatu maknanya bisa kita tetapkan kepada setiap hal-hal yang berdiri sendiri itu.

3.      Integrasi (Penyatuan/menyatukan)
Pada tahapan ini, penyimak menyatupadukan dan menyesuaikan hal-hal yang didapatkannya saat menyimak dengan informasi lain yang telah dimilikinya dan diketahuinya sebelumnya.
              
4.      Inspeksi
Pada tahap ini, penyimak membandingkan dan memeriksa kembali informasi yang baru saja diterimanya dengan pengetahuannya sendiri. Kemudian menilainya, yang mana yang bisa dilakukan dan yang tidak.

5.      Interpretasi
Pada tahap ini, penyimak mengevaluasi sesuatu yang didengar dan mencari tahu sumber informasi yang disampaikan dari mana datangnya semua informasi itu. Disini, penyimak memberikan kesan dan memberikan tanggapannya, menyampaikan pendapatnya.

6.      Interpolasi
Pada tahapan ini, jika dalam penyimakan kita tidak menemukan  pesan yang berisi informasi yang bermanfat bagi kita ataupun merasa tidak lengkap dan tidak bisa kita cerna, maka kita lah yang memberikan ide-idenya dari pengetahuan ataupun pengalam kita sehingga kita bisa menemukan informasi dari pesan itu dengan lengkap dan sempurna.
7.      Introspeksi
Pada tahap ini, penyimak menguji informasi yang didapatkannya dengan pengetahuan dan pengalamannya senidri. Agar dia dapat menerapkannya di lingkungannya dan kehidupannya.

3.      Ragam Menyimak
Menurut Henry Guntur Tarigan dalam bukunya Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, menyimak itu ada dua.    
1.      Menyimak Ekstensif.
Menyimak ini berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas. Di sekolah, menyimak jenis ini tidak perlu bimbingan guru. Karena menyimak ini, tidak dengan ketentuan dan ketelitian dan tidak diharuskan untuk memahami hal simakannya. Hanya dengan memahami yang umumnya saja atau garis-garis besarnya saja. Jenis menyimak ini dibagi lagi, yaitu :
a.      Menyimak Sosial.
Menyimak ini berlangsung pada keadaan atau situasi sosial secara sopan dan santun dengan perhatian yang wajar.
Mereka saling mendengarkan satu dan lainnya untuk membuat responsi-responsi yang wajar, mengikuti hal-hal yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan dan dikatakan oleh seorang rekan ((Dawson [et all], 1963: 153).
Contoh : Beberapa orang anak yang berusia sembilan tahun mengobrol saat mereka bermain. Mereka saling memperliahtkan perhatian yang sewajarnya saja.
b.      Menyimak Sekunder.
Jenis menyimak ini terjadi ketika mengerjakan sesuatu tetapi juga secara bersamaan dan secara kebetulan menyimak pembicaraan.
Sambil menikmati musik, kita ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di sekolah seperti melukis, hasta karya tanah liat, membuat sketsa, dan latihan menulis indah (Dawson [et all], 1963 : 153; Tarigan, 1972:69).

c.      Menyimak Estetik.
Menyimak estetik disebut juga menyimak apresiatif. Yakni, penyimaknya duduk menyaksikan pertunjukan.
Menikmati cerita, puisi, teka-teki, gemerencing irama, dan lakon-lakon yang dibacakan atau diceritakan oleh guru, siswa, atau actor (Dawson [et all], 1963:153).
d.      Menyimak Pasif.
Menyimak pasif adalah proses menyerap suatu pembicaraan tanpa sadar dalam pengupayaannya.
Contoh : Supir angkot yang membawa atau mengantar penumpangnya seorang turis, secara tidak langsung supir itu pandai berkomunikasi menggunakan bahasa asing.

2.      Menyimak Intensif.
Menyimak Intensif merupakan kebalikan dari menyimak ekstensif. Jika menyimak ekstensif tidak dengan perhatian penuh, ketentuan, da ketelitian, maka sebaliknya menyimak intensif dilakukan dengan penuh perhatian, dengan ketentuan, dan ketelitian sehingga penyimaknya memahami tidak hanya garis besarnya saja,melainkan secara mendalam.
Jenis menyimak ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
a.      Menyimak Kritis.
Jenis menyimak ini cenderung mencari dan meneliti kesalahan ataupun kekeliruan pembicara untuk mendapatkan kebenaran yang sesungguhnya ataupun fakta dengan alasan yang dapat diterima oleh akal sehat.
Ada empat konsep penting dalam menyimak kritis.
1.      Penyimak harus yakin bahwa pembicara mendukung masalah yang dikemukakan.
2.      Penyimak mengharap agar pembicara mengemukakan maslah khusus.
3.      Penyimak mengharap agar pembicara mendemonstrasikan keyakinannya pada topik tertentu.
4.      Penyimak harus percaya bahwa pembicara berpikir secara deduktif.
Contoh : Saat menghadiri seminar, penyimak memberikan tanggapannya terhadap topik atau isi seminar tersebut.



b.      Menyimak Konsentratif.
Merupakan kegiatan atau proses menelaah pembicaraan atau  hal-hal yang disimak penyimak. Kegiatan ini harus dilakukan dengan  penuh konsentrasi agar hal-hal yang dibicaraakan pembicara dapat  diterima dengan baik dan tepat.
Contoh : Saat mengikuti Ujian Nasional, yaitu ujian listening bahasa Inggris. Maka siswa harus menyimak dengan konsentrasi agar dapat mengetahui dan memahami maksud yang dibicarakan dengan tepat.

c.      Menyimak Kreatif.
Menyimak jenis ini memiliki hubungan dengan imajinasi seseorang.
Menyimak kreatif adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh sesuatu yang disimaknya (Dawson [et all], 1963: 153).
Contoh : Penyimak dapat memahami dan menangkap makna puisi yang didengarnya karena dia berimajinasi atau mengimajinasikan puisi tersebut.

d.      Menyimak Eksploratif.
Menyimak ini dikatakan menyimak penyelidikan karena bersifat menyelidik,tentunya tujuannya menyelidiki untuk menemukan sesuatu.
Contoh : Seseorang yang statusnya terduga mencuri sepeda motor sedang diselidiki oleh polisi dengan menanyakan atau mengutarakan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab seseorang itu. Saat sang terduga tersebut menjawab pertanyaan-pertanyaan, polisi melakukan menyimak eksploratif.

e.      Menyimak Interogatif.
Kegiatan menyimak ini harus penuh konsentrasi,perhatian, dan selektif dalam memilih ujaran-ujaran atau hal-hal yang dikatakan atau disampaikan pembicara karena penyimak akan bertanya setelah menyimak.
Contoh : Seseorang yang yang statusnya tersangka menjelaskan kejahatan yang dilakukannya. Dari penjelasannya polisi mengajukan pertanyaan atau mengintrogasinya.


f.       Menyimak Selektif.
Kegiatan menyimak ini dilakukan secara selektif dan terfokus untuk mengenal nada dan suara , bunyi-bunyi asing, , bunyi-bunyi yang bersamaan, kata-kata dan  frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk ketatabahasaan.


















BAB III
KEIMPULAN DAN SARAN

Keimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian menyimak itu banyak tetapi inti dan tujuannya tetap sama. Ada pengertian, maka adapula langkah atu tahap-tahap dala prosesnya. Dan tahap-tahap menyimak ini juga banyak. Masing-masing ahli memiliki pendapat yang berbeda menganai tahap-tahap di dalam menyimak. Menyimak memiliki jenis yang banyak, atau beragam. Dalam proses menyimak kita tidak hanya bertolak dari apa yang disampaikan pembicara, melainkan ada juga jenis menyimak yang memang membutuhkan keaktifan kita dan ada yang memanfaaatkan atau membandingkan pengetahuan atau hal-hal yang telah kita ketahui dengan hal-hal yang disampaikan oleh pembicara. Menyimak  juga merupakan sebuah proses mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menafsirkan, menilai, dan mereaksi makna.
Dan menyimak merupaka aktivitas yang menuntut partisipasi, keikutsertaan, keterlibatan sang penyimak terhadap hal-hal yang disimak. Agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dan maksimal.

Saran
Karena menyimak memiliki peran yang sangat penting dan sangat banyak dilakukan di dalam kehidupan sehari-hari, maka sangat penting juga bagi kita untuk mengetahui dan memahami menyimak dengan baik. Agar mendapatkan pesan, informasi, gagasan atau hal-hal yang tidak keliru. Dan agar tidak terjadinya kesalahpahaman dan miskomuniksai dalam berkomunikasi.







DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak : Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.  
Bandung: Angkasa.

Hermawan, Herry. 2012. Menyimak : Keterampilan Berkomunikasi Yang Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

1 komentar: