TUGAS KELOMPOK
MATA KULIAH SEMANTIK
PRODI PENDIDIKAN BAHASA
DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN
BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
........................................................................... !
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
A.
Latar
Belakang....................................................................................
B.
Rumusan
Masalah...............................................................................
C.
Tujuan.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
A.
Pengertian
Semantik...........................................................................
B.
Jenis
Semantik....................................................................................
C.
Mamfaat
Semantik..............................................................................
D.
Hubungan
semantik dengan ilmu lain.................................................
BAB III PENUTUP........................................................................................
A.
Simpulan..............................................................................................
B.
Saran....................................................................................................
Daftar Pustaka......................................................................................
Kata
Pengantar
Tiada kata yang dapat kami sampaikan kecuali rasa
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa hingga saat ini kami diberikan kesempatan
untuk dapat menulis sebuah karya tulis, hanya karena rahmat yang diberikan-Nya
kami dapat merangkai karya tulis ini hingga selesai. Apapun yang kami sajikan
semoga selalu bermamfaat bagi para pembacanya.
Pada tulisan ini, kami dapat
sampaikan kedudukan semantik dalam cabang-cabang linguistik
sebagai bidang yang berkosentrasi dalam diskripsi makna.
Sebuah kalimat tidak dapat diterima dalam bahasa sehari-hari apabila tidak
mempunyai makna yang sesuai. Oleh karena itu makalah ini kami beri
judul “Semantik”.
Kami sangat menyadari, karya tulis ini masih banyak
kekurangan baik isi maupun teknik penulisan, oleh sebab itu, kritik, saran dan
pendapat dari pembaca sangat kami harapkan.
Pontianak, 17 Februari 2014
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan sistem komunikasi yang amat penting
bagi manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari
arti atau makna pada setiap perkataan yang diucapkan. Sebagai suatu unsur yang
dinamik, bahasa sentiasa dianalisis dan dikaji dengan menggunakan perbagai
pendekatan untuk mengkajinya. Antara lain pendekatan yang dapat digunakan untuk
mengkaji bahasa ialah pendekatan makna. Semantik merupakan salah satu bidang
linguistik yang mempelajari tentang makna.
Kata semantik berasal dari bahasa
Yunani sema yang artinya tanda atau lambang (sign). “Semantik”
pertama kali digunakan oleh seorang filolog Perancis bernama Michel Breal pada
tahun 1883. Kata semantik kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan
untuk bidang linguistik yang mempelajari tentang tanda-tanda linguistik dengan
hal-hal yang ditandainya. Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan
sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga
tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika, dan semantik (Chaer, 1994: 2).
Bidang studi liguistik yang objek penelitiannya makna
bahasa merupkan satu tataran linguistik. Semantik dengan objeknya yaitu makna,
berada di seluruh atau disemua tataran yang bangu-membangun ini : makna berada
didalam tataran fonologi, morfologi dan sintaksis. Semantik bukan satu tataran
dalam arti unsur pembangun satuan lain yang lebih besar, melainkan unsur yang
berada pada semua tataran itu, meski sifat kehadiranyapada tiap tataran itu
tidak sama.
Bahasa merupakan media komunikasi yang paling efektif yang
dipergunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan individu lainnya. Bahasa
yang digunakan dalam berinteraksi pada keseharian kita sangat bervariasi
bentuknya, baik dilihat dari fungsi maupun bentuknya. Tataran penggunaan bahasa
yang dipergunakan oleh masyarakat dalam berinteraksi tentunya tidak lepas dari
penggunaan kata atau kalimat yang bermuara pada makna, yang merupakan ruang
lingkup dari semantik.
B. Rumusan Masalah
1)
Apa yang
dimaksud dengan semantik ?
2)
Apa saja
yang termasuk kedalam jenis semantik ?
3)
Apa
manfaat semantik ?
4)
Bagaimana
hubungan semantik dengan ilmu lain ?
C.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini
adalah :
1)
Mengetahui
pengertian semantik
2)
Mengetaui
apa saja jenis semantik
3)
Mengetahui
manfaat semantik
4)
Mengetahui
hubungan semantik dengan ilmu lain
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengetian
Semantik
Semantik (dari Bahasa
Yunani: semantikos,
memberikan tanda, penting, dari kata sema, tanda) adalah cabang linguistik yang mempelajari arti/makna yang terkandung pada suatu bahasa,kode, atau jenis
representasi lain. Dengan kata lain, Semantik adalah pembelajaran tentang makna.
Semantik biasanya dikaitkan dengan dua aspek lain: sintaksis, pembentukan
simbol kompleks dari simbol yang lebih sederhana, serta pragmatika, penggunaan
praktis simbol oleh komunitas pada konteks tertentu.
Menurut teori yang dikembangkan dari pandangan
Ferdinand de Saussure, makna adalah ’pengertian’ atau ’konsep’ yang dimiliki
atau terdapat pada sebuah tanda-linguistik. Menurut de Saussure, setiap tanda
linguistik terdiri dari dua unsur, yaitu (1) yang diartikan (Perancis: signifie,
Inggris: signified) dan (2) yang mengartikan (Perancis: signifiant,
Inggris: signifier). Yang diartikan (signifie, signified)
sebenarnya tidak lain dari pada konsep atau makna dari sesuatu tanda-bunyi.
Sedangkan yang mengartikan (signifiant atau signifier) adalah bunyi-bunyi yang
terbentuk dari fonem-fonem bahasa yang bersangkutan. Dengan kata lain, setiap
tanda-linguistik terdiri dari unsur bunyi dan unsur
makna. Kedua unsur ini adalah unsur dalam-bahasa (intralingual)
yang biasanya merujuk atau mengacu kepada sesuatu referen yang merupakan
unsur luar-bahasa (ekstralingual).
Sebuah kata, misalnya buku, terdiri atas
unsur lambang bumyi yaitu [b-u-k-u] dan konsep atau citra mental benda-benda
(objek) yang dinamakan buku. Menurut Ogden dan Richards (1923),
dalam karya klasik tentang “teori semantik segi tiga” , kaitan antara lambang,
citra mental atau konsep, dan referen atau objek dapat dijelaskan dengan gambar
dan uraian sebagai berikut.
Petanda (sebuah perabotan yang digunakn untuk duduk)
Penanda (k-u-r-s-i-) referen
Makna kata kursi adalah konsep kursi
yang tersimpan dalam otak kita dan dilambangkan dengan kata k-u-r-s-i dan
memiliki makna sebuah perabotan yang di gunakan untuk duduk. Gambar di atas
menunjukkan bahwa di antara lambang bahasa dan konsep terdapat hubungan
langsung, sedangkan lambang bahasa dengan referen atau objeknya tidak
berhubungan langsung (digambarkan dengan garis putus-putus) karena harus
melalui konsep. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semantik mengkaji
makna tanda bahasa, yaitu kaitan antara konsep dan tanda bahasa yang
melambangkannya.
Dalam analisis semantik juga harus disadari, karena
bahasa itu bersifat unik, dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
masalah budaya maka, analisis suatu bahasa hanya berlaku untuk bahasa itu saja,
tetapi tidak dapat digunakan untuk menganalisis bahasa lain. Umpamanya,
kata ikan dalam bahasa Indonesia merujuk pada jenis binatang
yang hidup dalam air dan biasa dimakan sebagai lauk; dan dalam bahasa Inggris
separan dengan fish. Tetapi kata iwak dalam bahasa
Jawa bukan hanya berarti ‘ikan’ atau ‘fish’, melainkan juga berarti daging yang
digunakan sebagai lauk.
Di dalam penggunaannya dalam penuturan yang nyata
makna kata atau leksem seringkali, dan mungkin juga biasanya, terlepas dari
pengertian atau konsep dasarnya dan juga dari acuannya. Contohya : Dasar buaya
ibunya sendiri ditipunya. Oeh karena itu, banyak pakar mengatakan bahwa kita
baru dapat menentukan makna sebuah kata apabila kata itu sudah berada dalam
konteks kalimatnya.
Satu hal lagi yang harus diingat mengenai makna ini,
karena bahasa itu bersifat arbiter, maka hubungan antara kata dan maknanya juga
bersifat arbiter. Arbiter adalah tidak adanya hubungan wajib antar lambang
bahasa (yang diwujudkan bunyi) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh
lambang tersebut. Contohnya [kuda] dengan yang dilambangkannya yaiti “ sejenis
binatang berkaki empat yang bisa dikendarai “. Kita tidak dapat menjelaskan
mengapa binatang tersebut dilambangkan dengan bunyi [kuda]. Mengapa, misalnya
bukan [aduk] atau [akud] atau lambang yang lainnya.
B. Jenis Semantik
Telah dijelaskan bahwa semantik adalah
disiplin linguistik yang mengkaji sistem makna. Jadi, objeknya makna. Makna
yang dikaji dalam semantik dapt dikaji dari banyak segi, terutama teori atau
aliran yang berbeda dalam linguistik. Teori yang mendasari dan dalam lingkunagn
mana semantik dibahas membawa kita kepengenalan tentang jenis-jenis semantik.
Jenis-jenis semantik itu dapat dideskripsikan berikut ini.
1)
Semantik
Behavioris
Para penganut aliran behavioris memiliki
sikap umum: (1) penganut pandangan behavioris tidak terlalu yakin dengan
istilah-istilah yang bersifat mentalistik berupa mind, concept, dan idea: (2)
tidak ada perbedaan esensial antara tingkah laku manusia dan hewan: (3)
mementingkan faktor belajar dan kurang yakin terhadap faktor-faktor bawaan: dan
(4) mekanismenya atau determinasinya.
Berdasarkan sketsa itu makna berada dalam
rentangan antara stimulus dan respon, antara rangsangan dan jawaban. Makna
ditentukan oleh situasi yang berarti ditentukan oleh lingkungan. Karena itu,
makna hanya dapat dipahami jika ada data yang dapat diamati yang berada dalam
lingkungan pengalaman manusia. Contoh: seorang ibu yang menyuapkan makanan pada
sibayi.
2)
Semantik
Deskriptif
Semantik deskriptif yaitu kajian semantik
yang khusus memperlihatkan makna yang sekarang berlaku. Makna kata ketika kata
itu untuk pertama kali muncul. Tidak diperhatikan. Misalnya dalam bahasa Indonesia
ada kata juara yaitu orang yang mendapat peringkat teratas dalam pertandingan
tanpa memperhatikan makna sebelumnya yaitu pengatur atau pelerai dalam
persabungan ayam. Jadi, Semantik deskriptif hanya memperhatikan makna sekarang.
3)
Semantik
Generatif
Konsep-konsep yang terkenal dalam aliran
ini adalah: (1) kompetensi (competence), yaitu kemampuan atau pengetahuan
bahasa yang dipahami itu dalam komunikasi: (3) struktur luar, yaitu unsur
bahasa berupa kata atau kalimat yang seperti terdengar: dan (4) struktur dalam,
yaitu makna yang berada dalam struktur luar. Aliran ini menjadi terkenal dengan
munculnya buku Chomsky tahun 1957 yang kemudian diperbarui.
Teori semantik generatif muncul tahun 1968
karena ketidak puasan linguis terhadap pendapat Chomsky. Menurut pendapat
mereka struktur semantik dan struktur sintaksis bersifat homogen. Struktur
dalam tidak sama dengan struktur semantik. Untuk menghubungkannya digambarkan
dengan satu kaidah, yaitu transformasi. Teori ini tiba pada kesimpulan bahwa
tata bahasa terdiri dari struktur dalam yang berisi tidak lain dari struktur
semantik dan struktur luar yang merupakan perwujudan ujaran kedua struktur ini
dihubungkan dengan suatu proses yang disebut transformasi.
4)
Semantik
Gramatikal
Semantik gramatikal adalah studi simentik
yang khususnya mengkaji makna yang terdapat dalam satuan kalimat. Verhaar
mengatakan Semantik gramatikal jauh lebih sulit dianalisis. Untuk menganalisis
kalimat masih duduk, kakak sudah tidur tidak hanya ditafsirkan dari kata-kata
yang menyusunnya. Orang harus menafsirkan keseluruhan isi kalimat itu serta
sesuatu yang ada dibalik kalimat itu. Sebuah kata akan bergeser maknanya
apabila diletakkan atau digabungkan dengan kata lain.
5)
Semantik
Leksikal
Semantik leksikal adalah kajian simentik
yang lebih memuaskan pada pembahasan sistem makna yang terdapat dalam kata.
Semantik leksikal tidak terlalu sulit. Sebuah kamus merupakan contoh yang tepat
untuk Semantik leksikal: makna setiap kata diuraikan disitu. Jadi, Semantik
leksikal memperhatikan makna yang terdapat didalam kalimat kata sebagai satuan
mandiri.
6)
Semantik
Historis
Semantik historis adalah studi semantik
yang mengkaji sistem makna dalam rangkaian waktu. Studi semantik historis ini
menekankan studi makna dalam rentangan waktu, bukan perubahan bentuk kata.
Perubahan bentuk kata lebih banyak dikaji dalam linguistik historis. Asal-usul
kata menjadi bagian studi etimilogi. Semantik ini membandingkan kata-kata
berdasarkan periode atau antara kata pada masa tertentu dengan kata pada bahasa
yang lain. Misalnya dalam BI terdapat kata padi dan dalam bahasa jawa terdapat
kata pari. Fonem/ d/ dan/ r/ berkorespondensi.
7)
Semantik
Logika
Sematik logika adalah cabang logika modern
yang berkaitan dengan konsep-konsep dan notasi simbolik dalam analisis bahasa
semantik logika mengkaji sistem makna yang dilihat dari logika seperti yang
berlaku dalam matematika yang mangacu kepada kata pengkajian makna atau
penafsiran ajaran, terutama yang dibentuk dalam sistem logika yang oleh Carnap
disebut semantik.
Dalam semantik logika dibahas makna proporsi
yang dibedakan dengan kalimat, sebab kalimat yang berbeda dalam bahasa yang
sama dapat aja diujarkan dalam proporsi yang sama. Sebaliknya, sebuah kalimat
dapat diujarkan dalam dua atau lebih proporsi. Proporsi boleh benar boleh
salah, dan lambang disebut sebagai variabel proporsional dalam semantik logika.
8)
Semantik
Struktural
Semantik struktural bermula dari pandangan
linguis struktural yang dipelopori oleh Saussure. Penganut strukturalisme berpendapat
bahwa setiap bahasa adalah sebuah sistem, sebuah hubungan struktur yang unik
yang terdiri dari satuan-satuan yang disebut struktur. Struktur itu terjelma
dalam unsur berupa fonem, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana yang
membaginya menjadi kajian fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana.
C. Manfaat
Semantik dalam Pembelajaran Bahasa
Semantik adalah studi tentang
makna. Ini adalah subjek yang luas dalam studi umum bahasa. Pemahaman semantik
sangat penting untuk mempelajari bahasa akuisisi (bagaimana pengguna bahasa
memperoleh makna, sebagai pembicara dan penulis, pendengar dan pembaca)
dan perubahan bahasa (bagaimana mengubah makna dari waktu ke waktu). Sangat
penting untuk memahami bahasa dalam kontekssosial, karena ini cenderung mempengaruhi
arti, dan untuk memahami jenis bahasa Inggris dan efek gaya.
Oleh karena itu, salah satu
konsep yang paling mendasar dalam linguistik. Kajian semantik meliputi
studi tentang bagaimana makna dibangun, diinterpretasikan, diklarifikasi,
tertutup, ilustrasi, disederhanakan, dinegosiasikan, bertentangan dan
mengulangi. Makna bahasa, khususnya makna kata, terpengaruh oleh berbagai
konteks.Makna kata dapat dibangun dalam kaitannya dengan benda atau objek di
luar bahasa. Dalam konsepsi ini, kata berperan sebagai label atau pemberi nama
pada benda- benda atau objek-objek yang berada di alam semesta.
Makna kata juga dapat dibentuk
oleh konsepsi atau pembentukan konsepsi yang terjadi dalam
pikiran pengguna bahasa. Proses pembentukannya berkait dengan pengetahuan
atau persepsi penggunaan bahasa tersebut terhadap fenomena, benda atau
peristiwa yang terjadi diluar bahasa. Dalam konteks ini, misalnya penggunaan
bahasa akan tidak sama dalam menafsirkan makna kata demokrasi karena persepsi
dan konsepsi mereka berbeda terhadap kata itu. Selain kedua konsepsi itu, makna
kata juga dapat dibentuk oleh kaitan antara stimulus, kata dengan respons yang
terjadi dalam suatu peristiwa ujaran. Beranjak
dari ketiga konsepsi ini maka kajian semantik pada dasarnya sangat bergantung
pada dua kecenderungan. Pertama, makna bahasa dipengaruhi oleh konteks di luar
bahasa, benda, objek dan peristiwa yang ada di alam semesta. Kedua, kajian
makna bahasa ditentukan oleh konteks bahasa, yakni oleh aturan kebahasaan suatu
bahasa. Uraian di atas menunjukkan bahwa beberapa konsep dasar dalam
semantik penting untuk dipahami. Contoh, pengertian sense
berbeda dari pengertian reference.
Pertama, merujuk kepada hubungan
antar kata dalam suatu sistem bahasa dilihat dari kaitan maknanya. Sedangkan
yang kedua merujuk kepada hubungan antara kata dengan benda, objek atau
peristiwa di luar bahasa dalam pembentukan makna kata. Begitu pula dengan
pengertian tentang kalimat, ujaran dan proposisi perlu dipahami dalam kajian
antik. Dalam keseharian, kerap tidak kita bedakan ataukalimat dengan ujaran.
Kalimat sebagaimana kita pahami satuan tata bahasa yang sekurang-kurangnya
terdiri dari subjek dan predikat. Sedangkan ujaran dapat terdiridari satu kata,
frase atau kalimat yang diujarkan oleh seorang penutur yang ditandai oleh
adanya unsur fonologis, yakni kesenyapan. dalam semantik kedua konsep inimem perlihatkan
sosok kajian makna yang berbeda. Makna ujaran, misalnya lebih banyak
dibahas dalam semantik tindak tutur. Peran konteks pembicaraan dalam mengungkapkan
makna ujaran sangat penting. Sementara kajian makna kalimat lazimnya lebih
memusatkan pada konteks tata bahasa dan unsur lain yang dapat dicakup dalam
tata bahasa dalam bahasa Inggris, misalnya unsur waktu dapat digramatikakan yang terwujud dalam perbedaan
bentuk kata kerja.
Beberapa daerah yang penting dari
teori semantik atau ajaran yang dipelajari sematik diantaranya yaitu:
1)
Simbol dan rujukan
2)
Konsepsi makna
3)
Kata-kata dan lexemes
4)
Denotasi, konotasi, implikasi
5)
Pragmatik
6)
Ambiguitas
7)
Metaphor, simile dan symbol
8)
Semantic bidang
9)
Sinonim, antonim dan hyponym
10) Collocation,
ekspresi tetap dan idiom
11) Semantic
perubahan dan etimologi* Polisemi
12) Homonimi,
homofon dan homographs
13) Leksikologi
dan leksikografi
14) Thesauruses,
perpustakaan dan Web portal
15) Epistemologi
Jadi dengan memahami dan
menguasai semantik, akan mempermudah dan memperlancar dalam pembelajaran bahasa berikutnya misalkan dalam
mempelajari pragmatik,
karena pada dasarnya kedua bidang bahasa ini saling berhubungan dan menunjang
satu sama lain. Bagi pelajar sastra, pengetahuan semantik akan
banyak memberi bekal teoritis untuk menganalisis bahasa yang sedang
dipelajari. Sedangkan bagi pengajar sastra, pengetahuan semantik akan
memberi manfaat teoritis, maupun praktis. Secara teoritis, teori-teori
semantik akan membantu dalam memahami dengan
lebih baik bahasa yang akan diajarkannya. Dan manfaat praktisnya adalah
kemudahan untuk mengajarkannya.
D. Hubungan
Semantik dengan Ilmu Lain
1. Hubungan semantik dengan
fonologi
Fonologi membahas tentang bunyi. Jadi hubungan
semantik dengan fonologi yaitu dimana membahas tentang perbedaan bentuk maka
berbeda pula maknanya.
2. Hubungan semantik dengan
morfologi
Morfologi yaitu cabang ilmu bahasa yang membahas
tentang kata.
Contohnya:
1. Exis Eksis,
2. EXSIS
EKSIS.
Dari contoh no 2 secara bahasa itu salah, tetapi
secara sastranya itu benar. Perbedaan bahasa dengan sastra yaitu, bahasa
berdasarkan proses sedangkan sastra berdasarkan historis atau sejarah. Jadi,
hubungan semantik dengan morfologi yaitu dimana kata tersebut mempunyai makna
tersendiri.
3. Hubungan semantik dengan sintaksis
Sintaksis
yaitu ilmu bahasa yang membahas tentang susunan kata dan kalimat. Contohnya:
a.
Anjing makan
tulang
b.
Tulang makan
Anjing
Berdasarkan
contoh diatas secara sintaksis benar, tetapi secara semantik memiliki makna
yang berbeda. Jadi hubungan semantik dengan sintaksis yaitu, apabila susunan
kata dan kalimatnya berbeda maka maknanyapun juga berbeda.
4. Hubungan semantik dengan pragmatik
Pragmatik yaitu kata yang tidak sebenarnya tetapi
mengandung arti. Pragmatik lebih menuju ke ujaran seseorang. Prinsip pragmatik
yaitu bahasa tidak ada yang salah, tetapi kita mencari kesalahan yang berbahasa
atau pengguna bahasa tersebut. Tujuan pragmatik adalah supaya lawan bicara kita
tidak tersinggung dengan ucapan sang penutur.
5. Hubungan semantik dengan sosiolinguistik
Hubungannya
adalah bahasa yang dipengaruhi berdasarkan lingkungan sekitarnya.
6. Hubungan semantik dengan Psikolinguistik
Hubungannya adalah fisik seseorang mempengaruhi
bahasa, jadi apa bila seseorang tersebut fisik atau kejiwaan seorang penutur
tidak baik, maka bahasanya pun tidak baik sehingga apa yang akan diucapkan pun
tidak tersampaikan maknanya.
7. Hubungan semantik dengan retorika
Hubungannya
yaitu berbicara dan tidak berbicara termasuk berbahasa
8. Hubungan semantik dengan wacana
Hubungannya
yaitu apabila di dalam teks wacana ada satu teks yang hilang maka makna teks
tersebut maknanya akan berbeda.
9. Hubungan semantik dengan stilistika
Secara konsep stilistika seperti bola, dari awal
kembali ke awal. Maksudnya yaitu tidak boleh membenarkan dan tidak boleh
menyalahkan. Kita harus mengkajinya terlebih dahulu secara sastra yang
berdasarkan pandangan linguistik supaya tidak terjadi penyimpangan makna.
Makna stilistik juga berhubungan dengan pemakaian
bahasa yang menimbulkan efek terutama kepada pembaca. Makna stilistik lebih
dirasakan di dalam sebuah karya sastra. Sebuah karya sastra akan mendapat
tempat tersendiri bagi kita karena kata yang digunakan mengandung makna
stalistika. Makna stalistika lebih banyak ditampilkan melalui gaya
bahasa.
Berdasarkan penjelasan di atas, kami dapat mengambil
kesimpulan bahwa hubungan semantik dengan ilmu lainnya itu berkaitan dengan
makna yang ingin disampaikan kepada seorang pengguna bahasa.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1) Bahasa merupakan alat komunikasi
manusia yang tidak terlepas dari arti atau makna pada setiap perkataan yang
diucapkan. Semantik merupakan salah satu cabang ilmu yang dipelajari dalam
studi linguistik. Dalam semantik kita mengenal yang disebut klasifikasi makna,
relasi makna, erubahan makna, analisis makna, dan makna pemakaian bahasa.
Semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan makna yaitu makna kata
dan makna kalimat.
2) Jenis semantik dibagi menjadi 8
yaitu sebagai berikut :
a.
Semantik Behavioris
b.
Semantik Deskriptif
c.
Semantik Generatif
d.
Semantik Gramatikal
e.
Semantik Leksikal
f.
Semantik Historis
g.
Semantik Logika
h.
Semantik Struktural
3) Dalam kita memahami
dan menguasai semantik, akan mempermudah dan memperlancarkan kita dalam pembelajaran bahasa. Misalnya dalam mempelajari pragmatik,
karena pada dasarnya kedua bidang bahasa ini saling berhubungan dan menunjang
satu sama lain. Bagi pelajar sastra, pengetahuan semantik akan
banyak memberi bekal teoritis untuk menganalisis bahasa yang sedang
dipelajari. Sedangkan bagi pengajar sastra, pengetahuan semantik akan
member manfaat teoritis, maupun praktis. Secara teoritis, teori-teori
semantik akan membantu dalam memahami dengan
lebih baik bahasa yang akan diajarkannya. Dan manfaat praktisnya adalah
kemudahan untuk mengajarkannya.
4) Hubungan semantik dengan ilmu lain dibagi menjadi
beberapa sebagai berikut :
a)
Hubungan semantik dengan fonologi
b)
Hubungan semantik dengan morfologi
c)
Hubungan semantik dengan sintaksis
d)
Hubungan semantik dengan pragmatik
e)
Hubungan semantik dengan sosiolinguistik
f)
Hubungan semantik dengan Psikolinguistik
g)
Hubungan semantik dengan retorika
h)
Hubungan semantik dengan wacana
i)
Hubungan semantik dengan stilistika
B. Saran
Sebagaimana kita ketahui bahwa
ilmu tentang semantik sangatlah kita perlukan dalam kehidupan sehari- hari.
Maka dari itu saya sarankan kepada para pembaca semua agar terus mempelajari
semantik. Karena semantik mempunyai banyak manfaat, khususnya dalam kegiatan
pembelajaran
DAFTAR
PUSTAKA
Chaer,
Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.
http://susandi.wordpress.com/seputar-bahasa/semantik/
diunduh Minggu, 16 Februari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar